CVA: Mengenal Lebih Dekat Stroke yang Sering Menyerang Lansia

Halo, Sobat Netizen Indonesia!

Siapa yang tidak kenal dengan stroke? Penyakit ini merupakan momok yang menakutkan bagi banyak orang, khususnya lansia. Di Indonesia sendiri, stroke menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang stroke atau yang biasa dikenal dengan CVA (Cerebrovascular Accident).

Sobat netizen sekalian, apakah kalian tahu apa itu CVA? CVA adalah kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan otak. Gangguan aliran darah ini dapat terjadi akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Pengertian CVA (Cerebrovascular Accident)

CVA atau Cerebrovascular Accident adalah gangguan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. Gangguan aliran darah ini dapat terjadi karena berbagai penyebab, seperti penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Stroke iskemik terjadi ketika arteri yang memasok darah ke otak tersumbat oleh gumpalan darah atau plak. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan di otak.

Tabel Penjelasan CVA

| Istilah | Penjelasan |
|—|—|
| CVA | Gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan kerusakan jaringan otak |
| Stroke Iskemik | Stroke yang terjadi karena penyumbatan pembuluh darah di otak |
| Stroke Hemoragik | Stroke yang terjadi karena pecahnya pembuluh darah di otak |

Pertanyaan Umum Seputar CVA

Apa saja faktor risiko CVA?

Faktor risiko CVA meliputi: tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, obesitas, dan kurang aktivitas fisik.

Apa saja gejala CVA?

Gejala CVA dapat bervariasi tergantung pada area otak yang terkena, namun umumnya meliputi: kelemahan atau mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki; kesulitan bicara atau memahami; masalah penglihatan; dan sakit kepala tiba-tiba yang parah.

Bagaimana cara mendiagnosis CVA?

CVA dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik, riwayat medis, serta pemeriksaan penunjang seperti CT scan atau MRI.

Apa saja pengobatan CVA?

Pengobatan CVA tergantung pada jenis dan tingkat keparahan stroke. Pengobatan dapat meliputi pemberian obat-obatan untuk melarutkan gumpalan darah, operasi untuk menghilangkan gumpalan darah, atau terapi rehabilitasi untuk membantu pasien pulih dari gejala stroke.

Kesimpulan

Sobat netizen yang kami hormati, itulah penjelasan mengenai CVA yang perlu kita ketahui. Dengan memahami CVA, kita dapat meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko terjadinya stroke. Jangan lupa untuk membaca artikel-artikel bermanfaat lainnya di definisi.ac.id dan bagikan artikel ini ke media sosial agar orang lain juga dapat belajar bersama kita.

Artikel ini masih dalam tahap pengembangan dan akan terus diperbarui seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kami mengajak Sobat Netizen untuk memberikan komentar di bawah artikel ini apabila terdapat kesalahan pada jawaban atau jika ada pertanyaan tambahan yang ingin diajukan. Terima kasih telah membaca!

Tinggalkan komentar